Senin, 28 Januari 2013

Contoh makalah dan bahan kuliah teknik Kimia

Beberapa contoh  makalah dan bahan kuliah teknik kimia dapat anda download --> Disini

Contoh SOP LAB Teknik Kimia

Berikut ini adalah salah satu contoh SOP Lab Teknik Kimia
Silahkan download --> Disini

Silabus, GBPP dan SAP Teknik Kimia

Berikut ini adalah silabus teknik kimia yang berhasiol dikumpulkan:

  1. Kurikulum program studi teknik kimia 2010 --> Klik Disini
  2. GBPP dan SAP Teknik Pemrosesan Polimer 1 --> Klik Disini
  3. GBPP dan SAP Teknik Penulisan Ilmiah --> Klik Disini
  4. Kurikulum Teknik Kimia UII --> Klik Disini
  5. Kurikulum Teknik Kimia --> Klik Disini

Jumat, 25 Januari 2013

ALGAE SPIRULINA SP. OIL EXTRACTION METHOD USING THE OSMOTIC AND PERCOLATION AND THE EFFECT ON EXTRACTABLE COMPONENTS

Alga dipandang sebagai bahan baku baru yang berpotensi menghasilkan minyak dengan jumlah yang cukup
besar. Selain itu, minyak alga tidak bersaing sebagai komoditi pangan. Spirulina Sp. atau ganggang hijau-biru
dipilih dikarenakan waktu panennya sangat singkat dan memiliki kandungan lipid cukup tinggi dibandingkan
dengan jenis alga yang lain. Selain itu karakteristik kondisi lingkungan tempat hidup Spirulina Sp. sesuai
dengan kondisi cuaca di Indonesia, yaitu pH cenderung basa, suhu 20-40oC. Metode osmotik dipilih mengingat Spirulina Sp. adalah makhluk hidup mikrokopis multi sel yang memiliki membran semipermiabel yang rentan terhadap perubahan tekanan osmotik. Asam klorida dipilih sebagai pelarut karena kedua jenis larutan diatas memiliki tekanan osmotik cukup tinggi sehingga dapat dengan mudah merusak membran semipermiabel yang ada. Metode perkolasi juga dipilih sebagai salah satu metode pembanding, dimana metode ini banyak digunakan sebagai metode rujukan untuk merecovery senyawa-senyawa atsiri bernilai tinggi dibidang farmasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi minyak alga dengan pelarut etanol (99,8%) (77,236%-berat)
memberi yield minyak lebih besar dibandingkan dengan pelarut HCl 5 M (71,218%-berat). Semakin banyak
volume pelarut yang digunakan, semakin lama waktu pengadukan, dan semakin tinggi molaritas larutan maka
semakin meningkat perolehan yield minyak. Kadar air pada fase hidroalkoholik dan waktu perendaman mempengaruhi perolehan yield minyak untuk pelarut etanol (99,8%). Kadar air 37,63% pada fase hidroalkoholik memberi yield minyak sebesar 76,584%-berat.Jenis pelarut yang digunakan turut mempengaruhi komposisi komponen-komponen terekstrak, khususnya FA, MG, GD, dan TG, dan komponen zat warna Spirulina Sp. yang terekstrak.
Keywords : Alga; Ekstraksi; Osmotik; Perkolasi; Spirulina Sp.; Minyak alga.

Silahkan download jurnal ini :  Disini

PENURUNAN KOSENTRASI SURFACTAN PADA LIMBAH DETERGEN DENGAN PROSES PHOTOKATALITIK SINAR UV

Fotokimia telah banyak digunakan sebagai alternative pengolahan air. Reaksi fotokimia adalah reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh cahaya baik secara langsung maupun tidak langsung. Konversi cahaya menjadi energy kimia atau listrik merupakan prinsip dasar fotokimia. Untuk mempercepat reaksi konversi diperlukan adanya katalis yang disebut fotokatalis. Katalis akan atif apabila memperoleh energy cahaya. Dalam proses fotokimia akan terbentuk hidroksil radikal yang akan menurunkan senyawa organic di dalam air limbah seperti surfactant dalam limbah detergen layanan cuci (laundry) yang sulit didegradasi. Dalam proses penurunan kosentrasi surfactant digunakan katalis Titanium Dioksida( TiO2) dengan sumber cahaya yng digunakan adalah lampu UV yang divariasi yaitu 15 watt, 30 watt dan 36 watt .Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan penurunan kosentrasi surfactant dalam limbah detergen laundry, factor-factor yang ditinjau daya lampu, lama penyinaran, dan berat TiO2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemapuan penurunan kosentrasi yang terbaik menggunakan TiO2 sebanyak 2,2 gr dengan hasil 95,6 % pada waktu 2,5 jam dan daya lampu 36 watt.
Kata kunci : Fotokimia, fotokatalitik, surfactant

Silahkan download jurnal ini : Disini

KONVERSI GLISEROL DENGAN GELOMBANG MIKRO SECARA BATCH

Saat ini dunia mengalami krisis energi yang berasal dari sumber tak terbaharukan, tidak terkecuali Indonesia. Sehingga perlu suatu upaya untuk mencari sumber energi alternatif dari sumber yang terbaharukan. Salah satu sumber energi alternatif yaitu biodiesel yang dapat diperoleh dari sumber nabati yaitu kelapa sawit, kedelai, jarak, nyamplung ataupun tumbuhan yang lainnya. Peningkatan produksi biodiesel diikuti dengan meningkatnya produk samping biodiesel yaitu gliserol. Penelitian ini bertujuan mempelajari konversi gliserol secara batch menggunakan gelombang mikro yaitu dengan melihat pengaruh daya dan waktu pemanasan microwave terhadap yield produk cair yang dihasilkan. Larutan gliserol dengan rasio massa gliserol terhadap air 1:9 dimasukkan pada reaktor yang terbuat dari gelas. Reaktor ditempatkan pada microwave oven dengan power dan waktu pemanasan tertentu. Produk liquida yang dihasilkan dianalisa dengan GC dan GC-MS. Produk konversi gliserol adalah allil alkohol, metanol, serta beberapa produk yang tidak teridentifikasi. Semakin besar daya microwave semakin besar yield etanol yang didapatkan, demikian pula semakin lama waktu pemanasan microwave semakin besar yield etanol yang diperoleh. Yield etanol yang paling besar pada daya 600 W, selama 15 menit yaitu sebesar 6,764%.
Kata Kunci: Degradasi Gliserol, Gelombang mikro

Silahkan download jurnal ini : Disini

OPTIMASI PEMANFAATAN ENERGI AMPAS DI PABRIK GULA

Availibility of world fossil energi will continue scarce and progressively costly. The situation will affect to sugar production cost, specially at SF which still insuffiency of bagasse and burn oil. Insuffiency of bagasse in SF righteously can overcome because sugar cane have enough bagasse content for boiler fuel, with balance installation, efficient equipments, amount and quality of sugar cane milled which is adequate, hence in SF can be obtained excess of bagasse or energy which is useful for raw material of industry.
Key words : Energy crisis, sugar factory (SF), cane bagasse, steam generation, steam use, energy efficiency.

Silahkan download jurnal ini : Disini

PRODUKSI BIOETHANOL DARI RUMPUT GAJAH SECARA KIMIA

Availability of bulrush can be obtained by continue and abundance, representing one the less exploited crop.
Bulrush only used as livestock food, sometimes bulrush also considered to be intruder crop. But bulrush have
cellulose rate, glucose, extract able to be used as one the ethanol producer materials. Obtained Ethanol rate
from study produce bio ethanol from bulrush between 23-28 %, to increase purity of ethanol rate conducted by dissociation use batch distillation. Research produces bio ethanol from bulrush chemically to look for bio
ethanol alternative raw material and study sour hydrolysis process and fermentation. In research produce bio
ethanol from bulrush chemically to process hydrolysis at condition remains to: temperature 30oC, water 7 liters, hydrolysis time 1hour and condition change: bulrush weight 50, 100, 150, 200, 250, 300 (gram), HCL
condensation volume 10, 20, 30, 40, 50(ml). Is then continued by fermentation process at condition remain to: temperature 30oC, pH 4.5; fermentation volume 500 ml and condition change: fermentation time 4, 5, 6, 7, 8 (day), starter 8 %, 10 %, 12 %. From research produces bio ethanol from bulrush chemically obtained [by] result, [at] best glucose rate hydrolysis process 26.29 %, bulrush weight 200 gram. At best condition ferment process use saccharomyces cerevisiae starter 10 % during 6 day, yielding ethanol equal to 27.71 % and glucose rate is rest of 8.09 %. To obtain get purity ethanol product to process separation of continuation with batch distillation, after conducted separation continue to be obtained ethanol rate (90-95) %. From result is obtained that is ethanol rate (90-95) %, bulrush can be used as alternative raw material making of bio ethanol. But for the standard of bio ethanol that is ethanol rate above 98 %, so that require to furthermore process.
Keyword: bio ethanol, fermentation, hydrolysis, purification, bulrush

Silahkan download jurnal ini : Disini

PEMBUATAN ETANOL DARI BUAH MENGKUDU

Mengkudu merupakan tanaman serba guna, banyak jenis produk yang bisa dikembangkan dari akar, batang, daun, maupun buahnya.Pada buah mengkudu mempunyai kandungan karbohidrat sebanyak 51,67 gr. Dengan adanya kandungan karbohidrat tersebut memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi etanol. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi proses yang terbaik pada pembuatan etanol dengan bahan baku buah mengkudu.
Etanol yang dihasilkan diperoleh dengan memanaskan larutan buah mengkudu dengan HCl 0,4 N dalam labu leher tiga sebagai proses hidrolisis, sehingga didapat kadar gula sebesar 8,23%. Selanjutnya, dapat dibuat media fermentasi dari larutan gula hasil hidrolisis yang ditambahkan volume starter pada rentang : 4- 12%. Kemudian difermentasi sesuai dengan variasi waktu antara : 24 - 72 jam. Larutan hasil fermentasi tersebut dipisahkan dengan cara distilasi, suhu dijaga 80ºC. Hasil etanol yang terbesar diperoleh pada waktu fermentasi 60 jam, penambahan volume starter 10% dengan kadar etanol = 6,24 %.
Kata Kunci : Fermentasi ,Hidrolisis, mengkudu , Saccharomyces cerevisiae, Etanol .

Silahkan download jurnal ini : Disini

BIOSORPSI LOGAM Cu(II) DAN Cr (VI ) PADA LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASA PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM

Limbah logam berat banyak terdapat didalam beberapa limbah industri kimia, misalnya pada industri
electroplating, metalurgi, smelting dan lain-lain. Pada limbah industri electroplating tersebut mengandung logam berat tembaga dan kromium yang dapat menyebabkan pencemaran apabila dibuang melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
Metode penelitian ini dimulai dengan mengembangbiakkan jamur Phanerochaete Chyrsosporium dalam media cair dengan komposisi pepton 20 gr/ltd an 40 gr/lt glukosa yang diinkubasi pada suhu 350C selama 6 hari. Langkah selanjutnya adalah mengambil 200 ml limbah yang konsentrasi Cu2+ 5,7 mg/ltd an konsentrasi Cr6+ 137 mg/lt dan pH 3,15 . Limbah dinaikkan pH nya menjadi 5 dengan menitrasi NaOH 0,1N sebanyak 93,9 ml kemudian ditambahkan dengan adsorban sebanyak 10,20,30,40 dan 50 ml dan menginkubasi selama 90,120,150,180 dan 210 menit. Kemudian larutan disaring dan filtrate dianalisa dengan spectrophotometer.
Hasil penelitian diperoleh kondisi terbaik pada volume adsorban 50 ml dan waktu adsorpsi 210 menit konsentrasi Cu2+ : 0,414 mg/lt dan konsentrasi Cr6+ adalah 0,381 mg/lt.
Kata kunci : biosorpsi, Phanerochaete, Chrysosporium.

Silahkan download jurnal ini : Disini

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE PENGGARAMAN

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari daging buah kelapa. Berdasarkan kandungan asam lemaknya minyak kelapa digolongkan kedalam minyak asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar (44%-52%) dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah tanpa pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Metode penelitian yang dijalankan yaitu dengan menambahkan garam CaCO3 (0,1,2,3,4 gram) kedalam krim santan 200 gram, kemudian diaduk dan didiamkan selama (2,3,4,5,6 hari). Setelah itu minyak diambil dan dianalisa kandungan asam laurat.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik didapat pada penambahan garam CaCO3 sebesar 4 gram dalam 6 hari dengan jumlah minyak yang didapat sebanyak 69,907 gram dengan kadar asam laurat sebesar 46,2%.
Kata Kunci : VCO(Virgin Coconut Oil), Metode Penggaraman

Silahkan download jurnal ini : Disini

PROTEKSI KATODIK DENGAN ANODA TUMBAL SEBAGAI PENGENDALI LAJU KOROSI BAJA DALAM LINGKUNGAN AQUEOUS

Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara
memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Metode ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga potensial antar muka logam - larutan elektrolit turun menuju daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logam di perbolehkan/minimum. Proteksi katodik dengan metoda anoda tumbal diteliti secara elektrokimia.Penelitian dilakukan pada baja AISI SAE 1018 dalam lingkungan larutan NaCl 3,5% dengan waktu pencelupan 168 s/d 840 jam dengan anoda tumbal Al dan Zn.Dari data analisa dengan metoda kehilangan herat,anoda Al mampu menurunkan laju korosi baja sampai dengan 82 % dan Zn 50%
Kata kunci : Proteksi katodik, anoda tumbal

Silahkan download jurnal ini : Disini

PROSES PERENGKAHAN ASAM OLEAT BASIS MINYAK SAWIT MENJADI FRAKSI GASOLINE DENGAN KATALIS HZSM-5

Berbagai sumber energi baru yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan dapat diandalkan adalah
berasal dari berbagai jenis minyak nabati (minyak sawit, minyak jarak pagar, minyak kedelai, dll), sehingga
dapat mensubtitusi minyak tanah yang selama ini digunakan oleh masyarakat.
Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia. Pembuatan bahan bakar yang dihasilkan dari minyak sawit telah diteliti lebih ramah lingkungan karena mengurangi potensi pencemaran yang terjadi pada saat pembakaran. yaitu bebas dari nitrogen dan sulfur. Minyak sawit memiliki rantai hidrokarbon panjang yang memungkinkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati.
Tujuan dari penelitian ini adalah : Mempelajari pengaruh laju alir gas N2 pada perengkahan katalitik asam oleat berbasis minyak sawit menjadi fraksi kerosene dan mempelajari pengaruh suhu pada perengkahan
katalitik asam oleat berbasis minyak sawit menjadi fraksi kerosene Proses perengkahan asam oleat berbasis minyak sawit dilakukan dalam mikro reaktor unggun tetap pada berbagai suhu dan laju alir umpan pada tekanan 1 atm. Hasil yang diperoleh dari proses perengkahan dianalisa dengan gas kromatografi (GC) FID jenis kolom poraplot Q untuk produk fase cair Penelitian dilakukan dengan memanaskan asam oleat dalam tangki umpan sampai suhu 3600C dan reaktor pada suhu (370-500)0C dan kedalam tangki dialiri gas N2 sebagai gas pembawa dengan laju alir (90-180) ml/menit. Uap asam oleat dan gas N2 mengalir masuk kedalam reaktor unggun tetap yang dilapisi dengan elemen pemanas dan berisi katalis 0,6 gram. Reaksi perengkahan dilakukan selama 75 menit. Batas waktu tambat untuk fraksi kerosene sesuai dengan kromatogram adalah 12,6 – 17,5 menit, hasil analisa untuk kerosin komersial untuk suhu 4500C dan laju alir gas N2 155.28 ml/menit dari kromatogram % area fraksi, fraksi kerosin 27.2645 % .
Kata Kunci : Minyak Kelapa Sawit, kerosene, reaktor unggun tetap

Silahkan download jurnal ini : Disini

PENGARUH METODE PENCUCIAN PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JARAK PAGAR

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pencucian terhadap kualitas biodiesel yang dihasilkan dari minyak jarak pagar melalui proses transesterifikasi dan mendapatkan sifat-sifat fisika dan
kimia dari biodiesel tersebut yang memenuhi standard ASTM 6751Variabel penelitian yang digunakan adalah metode pencucian (Aerasi, spray, dan pengadukan); lamanya waktu yang dipakai untuk tiap metode ( 0 jam;0.5 jam; 1 jam; 2 jam dan 4 jam). Percobaan dilakukan dalam labu gelas yang kapsitas 1 liter yang dilengkapi dengan waterbath dengan pengendali suhu. Kemudian melarutkan katalis kedalam methanol, dilanjutkan dengan proses transestrifikasi yaitu dengan mereaksikan campuran metanol dengan minyak jarak pagar yang sudah dipanaskan terlebih dahulu sesuai variabel, selama 1 jam pada suhu variabel. Hasil reaksi didiamkan sampai membentuk dua lapisan. Lapisan yang atas merupakan metil ester asam lemak sedangkan lapisan yang bawah merupakan gliserol. Kemudian memisahkan lapisan atas dari lapisan bawah lalu mencuci lapisan metil ester asam lemak dengan air dengan metode sesuai dengan variabel. Ethyl ester yang terbentuk kemudian dianalisa di Laboratorium PT Pertamina UPPS V. Hasil penelitian menunjukkan methode pencucian tidak berpenguruh secara signifikan pada sifat-sifat biodiesel, tetapi waktu pencucian cukup berpengaruh.
Kata kunci : Biodiesel, metode pencucian, minyak jarak pagar

Silahkan download jurnal ini : Disini

KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA NATRIUM BENZOAT DENGAN AIR DALAM KOLOM ISIAN

Perpindahan massa padat cair sangat penting dan sangat luas penerapannya dalam berbagai proses teknik kimia baik yang disertai rekasi kimia maupun yang tidak disertai reaksi kimia seperti halnya pada pelarutan; distilasi maupun pada ekstraksi .Penelitian ini mencari koefisien perpindahan massa (kla) antara natrium benzoate dengan air dalam kolom isian ( sistem sirkulasi pipa) dengan tinggi unggun :3cm; 4cm; 5cm; 7cm;9cm dan laju alir : 4,29cm3/dtik; 5,3cm3/detik; 6,16cm3/detik; 7,62cm3/detik; 9,05cm3/detik. Dengan menetapkan diameter kolom: 3,2 cm dan diameter partikel ( Natrium benzoate) : 0,22mm.Selain itu penelitian ini bertujuan membuat model matematis yang dipengaruhi oleh peubah diatas dan berlaku secara umum sehingga berguna dalam perancangan alat.

Kata Kunci : Air; koefisien perpindahan; kolom isian; natrium benzoate.

Silahkan download jurnal ini : Disini

SIMULASI ALIRAN GAS-SOLID-LIQUID DALAM BIOREAKTOR MEMBRAN TERENDAM

Karakteristik hidrodinamika pada pencampuran gas-solid-liquid dalam bioreaktor membran terendam (BRMt) dan pengaruhnya terhadap transfer massa dipelajari secara komputasional pada berbagai konsentrasi solid, rate gas masuk, dan jarak bafel. Metode komputasional dilakukan dengan menggunakan software GAMBIT 2.1.6. untuk pembuatan grid yang merupakan domain perhitungan dan melakukan simulasi dengan software CFD FLUENT 6.2.16. Hasil perhitungan yang diperoleh setelah iterasi mencapai tingkat konvergensi tertentu. Aliran multifase dalam reaktor disimulasikan dengan mixture model, sedangkan untuk memodelkan karakteristik aliran turbulen digunakan standar k-ε model. Sistem geometri yang dipelajari adalah bioreaktor berbentuk kotak berdasar datar, 2 buah bafel, membran hollow fiber terendam dan lubang udara di dasar reaktor. Untuk pemodelan membran digunakan dua pendekatan yaitu membran sebagai black box dan membran sebagai porous media. Liquid yang digunakan adalah air, dengan lumpur aktif sebagai solid, dan udara sebagai fase gas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem gas-solid-liquid dengan letak bafel terdekat dari membran, menyebabkan proses dispersi liquid semakin cepat, sehingga fluida dalam tangki tercampur dengan sempurna dan dapat meningkatkan laju transfer massa gas-liquid dan fluks pada BRMt.
Peningkatan konsentrasi solid tidak berpengaruh terhadap perubahan laju transfer massa gas-liquid dan fluks, tetapi kenaikan laju udara dapat menaikkan laju transfer massa gas-liquid dan fluks. Pendekatan porous media memberikan hasil prediksi distribusi gas hold up yang lebih merata dibandingkan dengan pendekatan black box. Letak bafel 9 cm dari dinding tangki merupakan posisi terbaik ditinjau dari keseimbangan antara udara yang mengalir dengan aliran fluida yang bersirkulasi. Ditinjau dari distribusi solid, BRMt dengan double inlet lebih baik dibandingkan dengan single inlet. Fluks yang diperoleh tidak menunjukkan perbedaan secara
signifikan. Dari kedua pendekatan model membran, membran sebagai porous media memberikan hasil simulasi yang lebih mendekati hasil eksperimen.
Kata kunci: BRMt, hidrodinamik, simulasi CFD, gas-solid-liquid

Silahkan download jurnal ini : Disini

ANALISIS PERENCANAAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN REDRYING TEMBAKAU DENGAN PENDEKATAN LINEAR PROGRAMMING

Perencanaan tenaga kerja merupakan kegiatan penentuan jumlah dan jenis tenaga kerja yang diperlukan oleh
suatu organisasi untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan tenaga kerja adalah serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja di masa datang pada suatu organisasi, meliputi penyediaan tenaga kerja baru dan pendayagunaan yang sudah tersedia. Atau dengan kata lain menentukan gerakan tenaga kerja yang ada dari posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa datang. Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan dan analisis tentang perencanaan tenaga kerja pada perusahaan redrying tembakau yang akan melakukan perubahan internal yaitu melakukan pemasangan mesin baru dengan memperhatikan beberapa kebijakan dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah linear programming, sedangkan proses yang dijalankan adalah menentukan dan mendefinisikan variabel keputusan kemudian dinyatakan dalam simbol matematis, membangun model matematis yang diarahkan pada formulasi linear programming kemudian menghitung fungsi obyektif untuk masing-masing tujuan yaitu meminimumkan redundancy dan meminimumkan biaya dimana dalam penghitungan ini digunakan bantuan software komputer QM for windows version 2.2, software untuk metode kuantitatif, management science atau riset operasi. Dari hasil perhitungan dan analisis terlihat bahwa
perencanaan tenaga kerja dengan kebijakan untuk meminimumkan redundancy dan kebijakan untuk meminimumkan biaya menghasilkan perbedaan hasil perhitungan yang cukup signifikan.
Kata kunci: Perencanaan tenaga kerja (manpower planning), linear programming

Silahkan download jurnal ini : Disini


YELLOW SWEET POTATO STARCH HYDROLYSIS INTO GLUCOSE ENZYMATICALLY

Glucose is a monosaccharide found in many fruits, and plants obtained through a process using enzyme hydrolysis of starch saccharide. Sweet potato starch Hydrolisis run with three neck flask equipped with a stirrer. In Liquifikasi stage, three-neck flask is inserted into the starch solution which has been set temperature and the pH was added HCI and in the heat, then added α-amylase enzyme in a certain time. Saccharification second stage, where the results liquification cooled, set the temperature and pH on certain conditions. Then added enzyme giukoamilase by volume according to the specified variable, and incubated at a given time. At a certain time interval was taken a few examples of the analyzed samples will be analyzed glucose levels Process behavior observed in this study were changes in temperature, hydrolysis time and the addition of enzymes, the best hydrolysis results obtained at 60 ° C, pH 4.5 and the addition of 0.7 ml of glucoamylase and time hydrolysis 5 days with glucose levels reaching 5 , 65% and conversion yield of 66.8% and 22.59%.
Key words: Sweet Potato Starch, Liquificationi, saccharifictsion, glucose, α-amylase enzyme

Silahkan download jurnal ini : Disini

Kamis, 24 Januari 2013

EKSTRAKSI DAN STABILITAS WARNA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.,) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

Pewarna sintetis pada makanan kurang aman untuk konsumen karena mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan pencarian alternatif sumber pewarna alami. Zat pewarna alami yang berpotensi untuk diekstrak adalah antosianin dari ubu jalar ungu. Antosianin adalah pigmen yang sifatnya polar dan akan larut dengan baik dalam pelarut-pelarut polar. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dengan pelarut campuran air, ethanol dan asam asetat dengan perbandingan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan utuk mencari perbandingan pelarut (campuran air, ethanol dan asam asetat) yang tepat untuk ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dan mengetahui stabilitas warna ungu pigmen antosianin yang dihasilkan.Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap I adalah ekstraksi zat warna ungu dari ubi jalar ungu dengan pelarut campuran air, ethanol dan asam asetat (5:1:25; 10:1:20; 15:1:15; 20:1:10 dan 25:1:5). Penelitian tahap I ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 3 kali ulangan, uji lanjut yang digunakan Uji Duncan (DMRT). Penelitian tahap II. Stabilitas pigmen antosianin ubi jalar ungu terhadap pengaruh pH, kadar gula, kadar garam, lama pemanasan, suhu pemanasan dan aplikasi untuk pembuatan jelly karagenan dan agar-agar. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan perbandingan air : asam asetat : ethanol = 5 : 1 : 25 dengan pH pelarut 6,80 dan polaritas 32,77 menghasilkan ekstrak warna dari ubi jalar ungu (konsentrasi antosianin) tertinggi yaitu 1,3170 mg/100 gr. Hasil penelitian tahap II, menunjukkan bahwa ekstrak warna dari ubi jalar ungu lebih stabil pada kondisi pH asam dari pada pH basa, masih stabil pada kadar gula sampai 50%; kadar garam sampai 8%; terjadi penurunan stabilitas pada pemanasan sampai suhu 80ºC, namun stabil pada suhu yang lebih tinggi; terjadi penurunan stabilitas pada lama pemanasan sampai 60 menit, namun stabil pada waktu yang lebih lama, tetap stabil untuk diaplikasikan pada pembuatan jelly dan agar-agar.
Kata Kunci : Ekstraksi, antosianin, ubi jalar ungu, stabilitas warna

Silahkan download jurnal ini : Disini

KAJIAN PENURUNAN Ca DAN Mg DALAM AIR LAUT MENGGUNAKAN RESIN (DOWEX)

Garam merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari, dimana bahan bakunya adalah air laut. Dari segi kualitas, produk dalam negeri khususnya garam untuk kebutuhan konsumsi masih belum memenuhi persyaratan kesehatan, terutama garam yang dihasilkan dari petani garam. Penelitian kali ini menggunakan metode Ion Exchange. Air laut ditampung dalam bak penampung influen kemudian dipompa ke tangki stabiliser lalu ditampung dalam bak penampung lalu dialirkan ke kolom resin. Dalam kolom ini digunakan resin kation asam kuat jenis Dowex – 50 seberat 1000 gr. Adanya ion H+ dalam resin ini dapat digunakan untuk mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ pada air laut. Air laut yang keluar dari kolom resin ditampung dalam bak penampung enfluen, diambil setiap jam sampai jam ke-5 dan kemudian hasil yang
diperoleh dianalisa. Adapun variabel yang digunakan adalah waktu pengaliran air laut dan kecepatan aliran. Penurunan kadar Ca2+ yang relatif baik terjadi pada kecepatan aliran 5lt/jam, jam ke-5 dengan persen penurunan sebesar 53,11%. Sedangkan penurunan kadar Mg2+ terjadi pada kecepatan aliran 10 lt/jam, jam ke-5 diperoleh 43,69%. Koefisien selektivitas ion Ca2+ terbaik diperoleh sebesar 1,75.10-3 Koefisien selektivitas ion Mg2+ terbaik diperoleh sebesar 4,76.10-2.
Kata Kunci : Air laut, resin Dowex. Penukar ion

Silahkan download jurnal ini :Disini

PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

Pemisahan mineral yang terkandung dalam Bittern (mengandung kadar garam rendah) dapat menggunakan membran elektrodialisis. Dipilih membran elektrodialisis karena dalam beberapa literature diperoleh data, bahwa untuk kandungan garam yang rendah elektrodialisis dapat menghasilkan produk yang cukup jernih. Sehingga mineral yang terkandung dalam Bittern dapat terpisah dan dimanfaatkan secara optimal. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa hasil terbaik untuk ion Natrium (Na) diperoleh pada konsentrasi umpan sebesar 21.425,90 ppm, voltage kuat arus sebesar 2,8 Volt dengan waktu selama 30 menit dan % Rejeksi yang diperoleh sebesar 78,43% , sedang untuk ion Magnesium (Mg) diperoleh pada konsentrasi umpan sebesar 15.795,30 ppm, voltage kuat arus sebesar 2,5 Volt dengan waktu selama 150 menit dan % Rejeksi yang diperoleh sebesar 97,02.%.
Kata kunci : membran, kation, anion, voltage, elektrodialisis

Silahkan download jurnal ini : Disini

HIDROLISIS BATANG PADI DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SULFAT ENCER

Glukosa biasa diketahui sebagai sumber energi bagi organisme. Fermentasi glukosa dapat menghasilkan banyak produk – produk yang berguna seperti ethanol, yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang dapat diperbarui, menggantikan bahan bakar bensin. Glukosa dapat diambil dari berbagai macam bahan makanan seperti puhung, yam, rumput, gandum, kentang, jagung, dan lain lain.Bahan makanan tersebut mengandung polisakarida yang dapat dihidrolisa menjadi glukosa. Jerami adalah salah satu bahan limbah alami dengan kandungan selulosa tinggi yang dapat digunakan untuk memproduksi glukosa untuk mengatasi kebutuhan bahan pangan yang semakin meningkat. Di dalam penelitian ini asam encer hasil hidrolisa jerami diteliti menggunakan slurry yang memiliki konsentrasi 30% w/v. Efek dari temperatur (70,85,100oC),
konsentrasi asam sulfur (0,3; 0,6; 0,9%v/v) dan ukuran partikel dari jerami (8,10,20 mesh) pada pengurangan hasil gula diobservasi. Pada penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan dari temperature akan meningkatkan konsentrasi akhir pengurangan gula. Penurunan ukuran partikel dari jerami akan meningkatkan konsentrasi pengurangan gula. Konsentrasi asam sulfur yang semakin tinggi akan meningkatkan konsentrasi pengurangan gula. Kondisi maksimal yang didapat dari penelitian ini untuk temperatur adalah 100oC, konsentrasi asam sulfur 0,9%v/v dan ukuran jerami adalah 20 mesh (0,841 mm). Kondisi ini akan menghasilkan 1,1583 gram/liter konsentrasi akhir pengurangan gula dengan 38,61 mg/g hasil.
Kata kunci : Hidrolisis, glukosa, batang padi, Lignoselulosa, asam encer

Silahkan download jurnal ini : Disini

Solubilitas Gas CO2 dalam Larutan Potassium Karbonat

Karbon dioksida (CO2) adalah suatu gas yang dihasilkan dari sumber alam khususnya pada gas alam. Absorpsi dengan larutan potassium karbonat merupakan salah satu metode pengurangan kadar CO2 pada industri. Oleh karena itu diperlukan suatu data kesetimbangan atau solubilitas CO2 dalam larutan potassium karbonat untuk meningkatkan kinerja proses absorpsi. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen dengan menggunakan wetted wall column sebagai absorber dari berbagai konsentrasi potassium karbonat: 10, 15, 20, 25 dan 30 %massa dan suhu operasi 30,40, 50 dan 60 °C. Analisa dilakukan dengan menggunakan pH meter dan titrasi. Perhitungan estimasi menggunakan persamaan kesetimbangan uap-cair dan reaksi kimia dengan model ENRTL. Hasil penelitian menunjukkan penurunan jumlah mol CO2 yang terlarut dengan naiknya suhu dan konsentrasi larutan potassium karbonat. Perbandingan hasil estimasi dengan hasil eksperimen menunjukkan sedikit perbedaan dan profilnya cenderung sama.
Kata Kunci : solubilitas CO2, kesetimbangan uap-cair, model ENRTL

Silahkan download jurnal ini : Disini

Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi pada Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis) menjadi Biodiesel

Proses pembuatan biodiesel dari minyak nabati umumnya dilakukan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis basa. Proses ini membutuhkan bahan baku minyak dengan kemurnian tinggi. Minyak berkandungan asam lemak bebas tinggi tidak sesuai digunakan dengan metode tersebut karena asam lemak akan bereaksi dengan katalis basa menghasilkan sabun yang akan mempersulit proses pemisahan ester (biodiesel) dengan gliserol. Biji karet, hingga saat ini, belum banyak dimanfaatkan keberadaannya. Biji karet memiliki kandungan minyak 40-50%-berat yang berpotensi sebagai bahan baku dalam pembuatan biodiesel. Pemanfaatan bahan baku minyak nonedibel berharga murah akan meminimalkan biaya produksi biodiesel sehingga diharapkan dapat dihasilkan biodiesel dengan yang harga bersaing terhadap petrodiesel.

Biodiesel berbahan baku minyak biji karet dengan kandungan asam lemak tinggi perlu direaksikan terlebih dahulu guna menurunkan kadar asam lemak hingga ≤ 2% melalui reaksi esterifikasi. Selanjutnya, minyak tersebut dilanjutkan dengan reaksi transesterifikasi. Penelitian ini meneliti pengaruh katalis asam (H2SO4) dan suhu reaksi pada reaksi esterifikasi minyak biji karet (Hevea Brasiliensis) menjadi Biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu reaksi esterifikasi prosentase penurunan asam lemak semakin besar. Berat katalis H2SO4 sebesar 0,5%-berat memberikan prosentasi penurunan paling cepat (berturut-turut mencapai 1,57 dan 1,33%FFA dalam 120 menit reaksi pada 55oC dan 60oC). Sedangkan untuk berat katalis H2SO4 0,25%, 1% dan 2% prosentase penurunan asam lemak cenderung berjalan lambat (pada waktu reaksi yang sama dan suhu reaksi 55oC berturut-turut mencapai 3,91; 3,16; dan 2,62%FFA (Free Fatty Acid) untuk 0,25%, 1% dan 2%-berat katalis). Kondisi operasi yang memberikan yield crude FAME (Fatty Acid Methyl Ester) terbesar adalah suhu reaksi esterifikasi 60oC dan 0,5%-
berat katalis H2SO4.
Kata kunci : biodiesel, esterifikasi berkatalis asam, Hevea brasiliensis, minyak biji karet, transesterifikasi berkatalis basa.

Silahkan download jurnal ini : Disini

ANALISA TRANSFER MASSA DISERTAI REAKSI KIMIA PADA ABSORPSI CO2

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses perpindahan massa pada absorpsi CO2 dalam packed column untuk reaksi reversible pada kondisi non isothermal. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dan simulasi. Penelitian secara eksperimen dilaksanakan untuk validasi hasil simulasi. Bahan yang digunakan adalah campuran CO2 dan udara serta larutan potasium karbonat. Larutan potasium karbonat dialirkan kedalam packed column dari atas dan dikontakkan secara berlawanan arah dengan aliran campuran CO2-udara dari bawah. Cairan keluar kolom dianalisa dengan titrasi. Sedangkan percobaan simulasi dilaksanakan dengan mengembangkan model neraca massa dan energy mikroskopik pada kolom. Solusi model ini memerlukan informasi mengenai laja transfer massa antar fasa gas-liquid yang dalam hal ini menggunakan model film. Data kelarutan CO2, data perpindahan massa, data kinetika dan kesetimbangan reaksi yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh dari literatur (Danckwertz, 1970; Kohl and Riesenfeld,1985; Perry and Chilton, 1973;Treyball, 1981).
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh laju alir absorben dan konsentrasi K2CO3 dalam larutan absorben masuk terhadap persen penyisihan gas CO2. Deviasi antara hasil prediksi simulasi dan data percobaan pada penelitian ini dibawah 10% untuk laju alir absorben dari 3 sampai dengan 5 liter/menit dan untuk laju alir 5 sampai dengan 7 liter menit deviasi nya antara 10-30%.
Kata kunci: perpindahan massa, absorpsi, non-isotermal, packed column

Silahkan download jurnal ini : Disini

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

Limbah hasil penyulingan daun nilam masih mempunyai kadar hara yang tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik yang baik. Teknologi pengomposan yang cepat dan efisien akan menghasilkan pupuk organik kompos yang bermutu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik ditinjau dari waktu fermentasi :6,10,14,18,22 hari dan volume bakteri (EM4) : 2,4,8,10 % EM4/larutan yang ditambahkan terhadap hasil N,P,K yang terbanyak dalam proses pembuatan pupuk cair menggunakan limbah hasil penyulingan daun nilam. Hasil Penelitian didapatkan kadar N,P dan K berturut-turut 10,6% berat,1.19 %berat dan 3,08% berat dan pada volume EM4 8% dan waktu fermentasi 14 hari.
Kata kunci : daun nilam, fermentasi, pupuk cair organic, kadar N,P dan K

Silahkan download jurnal ini : Disini

TEKNOLOGI HEMAT ENERGI UNTUK PRODUKSI ALKOHOL FUEL GRADE YANG EFISIEN

Sasaran kajian penelitian ini adalah menentukan kebutuhan energi pada operasi distilasi ekstraksi menggunakan entrainer solven dan garam untuk memproduksi alkohol fuel grade (kadar >99.8% berat). Tahapan prosesnya dilakukan dalam dua kolom, kolom utama distilasi ekstraksi dan kolom pemurnian solven. Parameter penentuan reduksi energi adalah membandingkan dengan proses konvensional dan mengkaji pengaruh solven ethylene glycol dan beberapa garam. Ratio solven dan umpan (S/F) divariasi dalam rentang 0.3 – 1.4 , konsentrasi garam dalam solven pada rentang 0.03 – 0.55 g garam / ml solven dan reflux ratio 0.5 – 2.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memperoleh hasil yang diharapkan yaitu produk alkohol fuel grade berkadar > 99.8 % dapat dilakukan dengan menggunakan ratio solven 0.9, konsentrasi garam K2CO3 : 0.05 g/ml atau CaCl2 0.75 g/ml atau NaCl : 0.13 g/ml, pada reflux operasi 1.5. Pada kondisi ini kebutuhan energi total untuk operasi distilasi ekstraksi dan distilasi solven adalah yang terendah Q = 821 KJ/kg; jumlah stage yang diperlukan sekitar 34 (35 % lebih kecil dari distilasi konventional).
Kata kunci: alkohol fuel grade, distilasi ekstraksi, campuran solven

Silahkan download jurnal ini : Disini

MODEL MATEMATIKA ADSORPSI ZEOLIT ALAM TERHADAP ION Zn PADA AIR LIMBAH ELEKTROPLATING

Air limbah industri elektroplating mengandung berbagai jenis ion logam yang berbahaya bagi lingkungan, misalnya Seng dan Nikel . Konsentrasi ion logam berat tersebut dapat berada di atas nilai Baku Mutu kualitas air limbah, maka perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan Pada penelitian ini, pengolahan air limbah industri elektroplating dilakukan dengan menggunakan zeolit sebagai adsorbent ion logam Zn. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tangki berpengaduk
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan persamaan matematika Langmuir dan Freundlich daya serap zeolit terhadap ion Zn.Kondisi yang ditetapkan : volume limbah 200ml, putaran pengaduk 100 rpm Sedangkan peubah yang dilakukan : Ukuran zeolit, waktu pengadukan dan berat zeolit. Air limbah bersama zeolit diaduk dengan dalam waktu tertentu kemudian disaring , filtratnya dianalisa kandungan ion Zn nya. Konsentrasi awal dari air limbah (Zn 2+) adalah: 113,37 mg/l.
Persamaan yang didapat dalam penelitian ini untuk ukuran zeolit 40 mesh adalah sebagai berikut :
Persamaan Freundlich : ln (x/m) = 0,3268 ln c - 0,8284, dengan koefisien korelasi R2 = 0,9262 .
Berdasarkan persamaan diatas dapat dihitung kebutuhan zeolit untuk menurunkan kandungan Zn dalam air limbah elektroplating sampai konsentrasi yang diinginkan .
Kata kunci : zeolit, limbah electroplating, adsorpsi, ion Zn

Silahkan download jurnal ini : Disini

PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM

Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari sisa kristalisasi proses pembuatan garam. Bittern mengandung berbagai mineral baik mineral makro maupun mineral mikro. Mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat pembuatan garam. Dari banyaknya mineral yang terkandung dalam Bittern, ada beberapa mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi yaitu : Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), dan Calcium (Ca). Ke-empat mineral ini merupakan mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia, sehingga dapat dipakai sebagai suplemen mineral ionic untuk kesehatan.
Membran Elektrodialisis merupakan salah satu proses pemisahan ion-ion dari suatu larutan dengan mempergunakan arus listrik melalui membrane semipermiabel yang bersifat permeable terhadap ion tertentu. Proses ini menghasilkan satu bagian yang pekat yang disebut “Konsentrat” dan bagian lain yang encer disebut “Diluat”.
Variable yang akan dilakukan pada penelitian ini, antara lain : konsentrasi bittern, voltage dan waktu operasi. Dan hasil penelitian terbaik berlangsung pada kondisi : Konsentrasi feed pada komposisi Bittern 1, Voltage yang dijalankan 2,9 Volt dan Waktu operasi selama 150 menit serta menghasilkan % Rejeksi Magnesium (Mg) = 91,9% , % Rejeksi Natrium (Na) = 74,66% , % Rejeksi Kalium (K) = 92,88% dan % Rejeksi Calsium (Ca) = 96,19%.
Kata kunci : bittern, membrane, elektrodialisis, konsentrat, diluat, rejeksi

Silahkan download jurnal ini : Disini

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT

Pisang merupakan tanaman budidaya dengan prospek yang baik karena banyak terdapat content penanganannya dan cepat berkembang biak. Dilihat dari komposisi kimianya, bonggol pisang mengandung phosphor cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan menggunakan proses tertentu dan penambahan alkali asam sulfat maka phosphor yang terkandung dalam bonggol pisang dapat diproses menjadi asam phospat.
Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan limbah pohon pisang untuk dijadikan asam phospat yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk sintetis misalnya; TSP, NPK, dll, juga dapat digunakan sebagai penjernihan nira tebu untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau senyawa yang terkandung dalam nira tebu. Dibarapkan penelitian ini menambah nilai ekonomis terhadap bonggol pisang yang tidak dimanfaatkan. Pada penelitian ini terdapat dua tahapan proses yaitu : Proses pembakaran bonggol pisang yang mengandung kalsium dan phosphor akan membentuk kalsium phospat. Kemudian dilanjutkan proses pembentukan asam phospat. Pada reaksi pembentukan asam phospat ini juga terbentuk gypsum. Hasil penelitian ini  enunjukken
bahwa pada waktu operasi 3 jam dan konsentrasi asam sulfat 60 % didapat konversi phospat terbesar yaitu 0,79 yang terdapat pada pisang ambon.
Kata kunci : bonggol pisang, asam phospat

Silahkan download jurnal ini : Disini

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KUALITAS KECAP IKAN LELE

Ikan lele salah satu jenis ikan yang mempunyai kadar protein yang tinggi yaitu sekitar 20% (massa). Ikan lele merupakan salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam aplikasi pengetahuan bioteknologi pangan salah satunya sebagai bahan baku dalam pembuatan kecap.

Penelitian pembuatan kecap dari ikan lele ini dilakukan dengan menghaluskan daging ikan kemudian dicampur dengan nanas (mengandung enzim bromelin) yang telah dihaluskan, dan air dengan perbandingan massa(g):massa(g):volum(ml) dengan nilai perbandingan 1:2:1 dan pH 6-7 selanjutnya dieramkan dalam inkubator selama 3 hari dengan suhu 50oC. Hasil hidrolisa selanjutnya ditambah garam dengan konsentrasi 3% (massa/volume), 5% (massa/volum), 9% (massa/volum) dan bakteri asam laktat streptococcus lactis yang selanjutnya dipisahkan sehingga diperoleh filtrat kecap ikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam dan waktu proses fermentasi larutan garam dengan menganalisis kandungan total nitrogen terlarut dan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna dan aroma untuk mendapatkan produk kecap ikan yang berkualitas dan menggunakan metoda analisis varian 2 sisi untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein yang tertinggi didapat pada variasi konsentrasi larutan garam 3% dan waktu hidrolisis 7 hari dengan kadar protein 17.95%. Sedangkan berdasarkan uji organoleptik kecap yang dihasilkan cukup diterima oleh masyarakat baik meliputi citarasa, aroma maupun warna.
Kata kunci : kecap, fermentasi, ikan lele, streptococcus lactis, bromelin

Silahkan download jurnal ini : Disini

ANALISA TRANSFER MASSA DISERTAI REAKSI KIMIA PADA ABSORPSI CO2 DENGAN LARUTAN POTASIUM KARBONAT DALAM PACKED COLUMN

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses perpindahan massa pada absorpsi CO2 dalam packed column untuk reaksi reversible pada kondisi non isothermal. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dan simulasi. Penelitian secara eksperimen dilaksanakan untuk validasi hasil simulasi. Bahan yang digunakan adalah campuran CO2 dan udara serta larutan potasium karbonat. Larutan potasium karbonat dialirkan kedalam packed column dari atas dan dikontakkan secara berlawanan arah dengan aliran campuran CO2-udara dari bawah. Cairan keluar kolom dianalisa dengan titrasi. Sedangkan percobaan simulasi dilaksanakan dengan mengembangkan model neraca massa dan energy mikroskopik pada kolom. Solusi model ini memerlukan informasi mengenai laja transfer massa antar fasa gas-liquid yang dalam hal ini menggunakan model film. Data kelarutan CO2, data perpindahan massa, data kinetika dan kesetimbangan reaksi yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh dari literatur (Danckwertz, 1970; Kohl and Riesenfeld,1985; Perry and Chilton, 1973;Treyball, 1981).
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh laju alir absorben dan konsentrasi K2CO3 dalam larutan absorben masuk terhadap persen penyisihan gas CO2. Deviasi antara hasil prediksi simulasi dan data percobaan pada penelitian ini dibawah 10% untuk laju alir absorben dari 3 sampai dengan 5 liter/menit dan untuk laju alir 5 sampai dengan 7 liter menit deviasi nya antara 10-30%.
Kata kunci: perpindahan massa, absorpsi, non-isotermal, packed column

Silahkan download jurnal ini :Disini

ABSORPSI GAS CO2 MENGGUNAKAN MONOETANOLAMINE

Udara pada daerah padat industri, memiliki tingkat polusi yang tinggi. Hal ini banyak disebabkan karena proses pembakaran yang dilakukan oleh sebagian besar industri, dimana pada proses pembakaran akan dihasilkan gas karbondioksida (CO2) yang membahayakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk menekan angka polusi akibat kandungan berlebih gas CO2 dalam udara tersebut, salah satunya adalah dengan proses absorpsi. Proses absorpsi CO2 menggunakan monoethanolamine (MEA) yang dilakukan dalam sebuah absorber packed column berisi packing berukuran 0,5 in bertujuan untuk mengetahui harga koefisien perpindahan massa volumetric overall fase gas (KG.a) terhadap variable operasinya dan
mengetahui nilai dari luas interfacial persatuan volume packing (a) dari harga koefisien perpindahan massa volumetriknya.. Gas CO2 mengalir masuk dalam packed column dengan MEA sebagai pelarut. Hasil penelitian yang diperoleh adalah harga koefisien perpindahan massa volumetric overall fase gas, KGa akan semakin besar pada saat laju gas CO2 konstan dan laju alir MEA nya semakin besar. Demikian juga pada kondisi yang sama, harga luas interfacial persatuan volume packingnya akan meningkat. Tetapi pada saat laju MEA konstan dengan semakin besarnya laju alir gas CO2 akan menyebabkan harga koefisien perpindahan
massa overall fase gas, KGa semakin menurun. Sedangkan pada konsentrasi larutan MEA semakin besar akan menyebabkan harga KGa nya juga meningkat. Untuk harga luas interfacial persatuan volume packing tidak terpengaruh dengan perubahan laju alir gas dan konsentrasi MEA.
Kata kunci : Absorpsi CO2,, Monoethanolamine, Koefisien perpindahan massa overall volumetric fase gas, Luas interfacial persatuan volume packing

Silahkan download jurnal ini : Disini

SITRONELLAL DARI MINYAK SEREH WANGI DENGAN VARIASI KECEPATAN PENGADUKAN DAN PENAMBAHAN NATRIUM BISULFIT

Saat ini perkembangan minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Dari berbagai jenis tanaman atsiri, salah satu tanaman atsiri di Indonesia yang potensial untuk dikembangkan adalah sereh wangi. Tanaman sereh wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Cymbogon nardus. Tujuan penelitian ini mengambil Sitronellal dari Minyak sereh wangi. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi minyak atsiri ada 3 cara, yaitu dengan pengempaan, ekstraksi menggunakan pelarut, dan distilasi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan distilasi uap dan air, kemudian dilanjutkan dengan isolasi sitronellal dari minyak sereh wangi dengan penambahan larutan jenuh natrium bisulfit. Penambahan natrium bisulfit bertujuan untuk mendapatkan kadar sitronellal maksimal yang dapat digunakan sebagai bahan aktif untuk obat termisida atau bakterisida. Dari hasil penelitian diperoleh kualitas minyak sereh wangi yang terbaik pada penambahan Natrium Bisulfit 20 gram dan kecepatan pengadukan 150 rpm, kadar sitronellal
40,35%, kadar geraniol 40,26%, dan densitas 0,8867 gram/ml.
Kata kunci: Minyak Sereh Wangi, Natrium Bisulfit, Sitronella

Silahkan download jurnal ini : Disini

ENERGI ALTERNATIV BIOGAS DARI KULIT BUAH COKLAT

Perkembangan teknologi energi alternatif bahan bakar pada saat ini banyak yang dihasilkan dari sumber daya hayati, misalkan pembuatan biosolar, biodiesel dan biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif serta mencari kondisi operasi yang menghasilkan kadar CH4 sesuai standart di Indonesia. Tahapan pertama dilakukan dengan menyiapkan bahan baku yaitu kulit buah coklat dan air yang kemudian dicampur dengan starter. Stater sebanyak 10% dari bahan baku, dibuat dari campuran: kotoran sapi 10%, yeast dan rumput. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah/botol yang sudah dipasang selang, manometer air, dan gas holder. Variabel yang dijalankan adalah perbandingan kulit coklat dan air, waktu pengamata, serta penambahan rumput. Dari hasil penelitian, didapatkan konsentrasi terbaik 74,22 % pada perbandingan 1:1,5 dengan penambahan rumput 150 gr sedangkan kadar yang terendah 60,04 % pada perbandingan 2:1, dengan penambahan rumput 200 gr. Hasil penelitian ini sudah memenuhi Standart Nasional Indonesia.
Kata kunci: Biogas, kotoran sapi, kulit buah coklati, rumput, yeast

Silahkan download jurnal ini : Disini

BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT KOPI DENGAN PROSES FERMENTASI

Pada proses pengolahan biji kopi, akan menghasilkan 35% limbah kulit kopi yang merupakan sumber bahan organik berkadar selulosa dan tersedia melimpah di Indonesia, sehingga limbah kulit kopi dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Sebagai energy alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM), bioetanol memiliki kelebihan dibanding dengan BBM, diantaranya memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi (35%) sehingga terbakar lebih sempurna, bernilai oktan lebih tinggi (118) dan lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas CO lebih rendah19–25%. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dengan menghidrolisis kulit kopi menjadi glukosa menggunakan katalis H2SO4 dan HC. Selanjutnya glukosa difermentasi menjadi bioetanol menggunakan bakteri Zymomonasmobilis. Variabel yang dilakukan: waktu
fermentasi dan konsentrasi starter Zymomonas mobilis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit kopi dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif pembuatan bioetanol dengan proses hidrolisis dan fermentasi, hasil yang diperoleh pada konsentrasi starter 11 %, waktu fermentasi 7 hari menghasilkan bioetanol sebanyak 51,02 % dengan kadar 38,68 %.
Kata kunci : Bioetanol, Fermentasi, Hidrolisis, Limbah kulit kopi.

Silahkan download jurnal ini : Disini

PEKTIN DARI KULIT BUAH PEPAYA

Ekstraksi bahan perekat yang berada antara jaringan sel pada kulit pepaya akan menghasilkan produk yang disebut pectin. Tujuan Penelitian ini adalah pengambilan Pektin pada kulit papaya. Kulit pepaya seberat 10 gram dengan ukuran 40 mesh ditambah aquades sebanyak 200 ml, selanjutnya tambahkan pula HCl dengan variasi konsentrasi: 0,01N, 0,015N, 0,02N, 0,025N, dan 0,03N. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan cara dipanaskan sampai suhu 80 oC selama waktu: 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 jam, larutan hasil ekstraksi disaring untuk memisahkan antara ampas dan filtrate. Ampas dibuang dan filtratnya ditampung. Filtrat pektin kemudian dipanaskan pada suhu 95 oC sambil diaduk hingga diperoleh volume setengah dari volume semula. Selanjutnya filtrat didinginkan dengan penambahan alkohol asam dan diaduk sampai merata. Setelah tercampur merata filtrat didiamkan selama 10-14 jam. Endapan pektin yang terbentuk dipisahkan, dicuci dengan alkohol netral 95%, dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40 0C selama 6 jam. Pektin kering ditimbang beratnya dan dianalisis kandungan methoksilnya. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi terbaik dari rendemen pektin 9,2 % dan kadar methoksil kulit buah pepaya adalah 8,87% pada waktu 2 jam dengan konsentrasi HCl 0,02 N.
Kata Kunci: kulit pepaya, pektin, waktu ekstraksi.

Silahkan download jurnal ini : Disini

OLEORESIN DARI JAHE MENGGUNAKAN PROSES EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ETANOL

Pemanfaatan jahe berkembang secara komersial dengan pengolahan yang menggunakan teknologi tepat guna. Penyulingan minyak jahe dan oleoresin yang berasal dari rimpang jahe semakin berkembang untuk dijadikan bahan baku pembuatan obat di perusahaan farmasi. Komponen senyawa kimia yang terkandung pada jahe terdiri dari minyak menguap, minyak tidak menguap dan pati. Penelitian ini bertujuan ekstraksi oleoresin dari jahe. Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi suhu ekstraksi (30, 40, 50 dan 60oC) serta waktu ekstraksi (1, 1,5, 2, 2,5 dan 3 jam). 1:5, pelarut etanol 70%, ukuran bahan ± 40 mesh, jenis jahe emprit, dan kecepatan putar 60 rpm. Serbuk jahe sebanyak 300 gram dan pelarut 1500 ml dimasukkan ke dalam ekstraktor dengan suhu dan waktu ekstraksi sesuai variabel. Setelah selesai hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam rotary vacuum evaporator untuk dipisahkan antara oleoresin dan pelarutnya. Analisa yang dilakukan meliputi berat jenis, indeks bias, % rendemen dan % gingerol. Kondisi terbaik didapatkan pada ekstraksi oleoresin dari jahe dengan suhu ekstraksi 40oC dan waktu ekstraksi 3 jam, dimana didapatkan harga berat jenis 0,9012 gr/cm3, indeks bias 1,4769, rendemen 9,98% dan % gingerol 33,23%.
Kata kunci : ekstraksi, jahe, oleoresin

Silahkan download jurnal ini : Disini

BIOETANOL DARI KULIT NANAS DENGAN VARIASI MASSA SACCHAROMYCES CEREVICEAE DAN WAKTU FERMENTASI

Sebagai limbah dari buah nanas, kulit buah nanas masih mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari kulit buah nanas dengan variasi dari penambahan massa Saccharomyces cereviceae dan waktu fermentas. Variabel yang digunakan adalah perubahan massa Saccaromyces cereviceae 20, 30, dan 40 gram, pH fermentasi 4 dan 5, dan waktu fermentasi 2 ,4, 6, 8, dan10 hari. Dari analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh hasil: kadar glukosa awal sari kulit nanas 8,5325%, kadar glukosa tertinggi dari fermentasi adalah 8,4275%, pada penambahan 30 g Saccaromyces cerevisiae dan waktu fermentasi 2 hari. Kadar bioetanol tertinggi yang diperoleh 3,965% pada penambahan 30 g Saccaromyces cerevisiae dan waktu fermentasi 10 hari. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan Saccaromyces cerevisiae dan waktu fermentasi berpengaruh terhadap kualitas bioetanol yang dihasilkan dari sari kulit nanas.
Kata kunci : bio etanol, saccharomyces cereviceae, kulit nanas

Silahkan download jurnal ini :Disini

OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI ASAM ASETAT PADA REAKSI EPOKSIDASI METIL ESTER MINYAK SAWIT

Minyak nabati kaya akan kandungan asam lemak tak jenuh dari jenis asam oleat, linoleat, dan linolenat yang dapat dikonversi menjadi gugus senyawa epoksida. Minyak epoksida memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai plastisiser untuk memperbaiki fleksibilitas, elastisitas, dan stabilitas bahan karena pengaruh panas dan radiasi. Pada penelitian ini, minyak sawit dikonversi terlebih dahulu menjadi metil ester minyak sawit (MEMS) dan kemudian dilanjutkan reaksi epoksidaso menghasilkan metil ester minyak sawit terepoksidasi (MEMST). Metode response surface digunakan untuk optimasi dan mempelajari pengaruh suhu reaksi dan rasio mol MEMS/CH3COOH terhadap konversi reaksi dan bilangan oxirane. Kondisi reaksi yang optimal ditunjukkan oleh kandungan gugus oxirane yang tinggi yaitu bilangan oxirane. Reaksi epoksidasi dilakukan di dalam reaktor batch menggunakan asam asetat sebagai senyawa pembawa oksigen. Central Composite Design (CCD) dengan dua variabel independent dan dua fungsi response digunakan untuk mempelajari pengaruh variabel input. Hasil penelitian menunjukkan konversi reaksi meningkat dengan meningkatnya suhu reaksi dan rasio mol MEMS/CH3COOH sebelum mencapai titik maksimum dan kemudian turun secara monoton. Kondisi reaksi epoksidasi yang optimal ditunjukkan oleh bilangan oxirane maksimum yang dicapai pada suhu reaksi 56,3oC and rasio mol MEMS/CH3COOH adalah 1:0,43.
Kata kunci: epoksidasi, metil ester, minyak sawi,t oxirane

Silahkan download jurnal ini : Disini

PENYELESAIAN SOLITON PADA PERSAMAAN GELOMBANG

Persamaan gelombang ditinjau kembali pada penelitian ini. Penyelesaian persamaan gelombang berbentuk soliton dapat dilakukan dengan menggunakan 2 syarat menurut tinjauan spatial dalam hal dispersi gelombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyelesaian persamaan gelombang berbentuk periodik diubah ke dalam bentuk soliton dengan menggunakan deret kemudian deret tersebut digeneralisir. Analisa satu dimensi menunjukkan bahwa syarat-syarat yang diperlukan dapat terpenuhi dengan mudah, sedangkan pada kasus dua maupun tiga dimensi, muncul term nonlinier yang cukup kompleks
Kata kunci : Persamaan gelombang, soliton, dispersi

Silahkan download jurnal ini : Disini

PERBAIKAN KUALITAS MINYAK SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN MELALUI PROSES PEMUCATAN DENGAN OKSIDASI

Minyak sawit digunakan untuk pembuatan sabun dan deterjen tanpa atau dengan campuran minyak kelapa. Proses pemucatan minyak sawit dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan oksidasi. Cara ini menawarkan alternatif yang dapat digunakan untuk menghindari kehilangan minyak jika digunakan bleaching earth dalam proses pemucatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu, laju alir udara dan waktu oksidasi pada pemucatan minyak sawit dengan proses oksidasi.
Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi suhu, semakin besar laju alir udara dan semakin lama waktu oksidasi mengakibatkan semakin besar pengurangan warna. Pengurangan warna maksimal sebesar 85,3%, terjadi pada suhu 110oC, laju alir udara 7,8 l/menit (0,0068 m/s) dan waktu oksidasi 150 menit. Angka penyabunan berkisar antara 194,9 sampai 199,5. Angka peroksida terbesar adalah 632 mg oksigen/kg minyak pada suhu 180oC, laju alir udara 7,8 l/menit (0,0068 m/s) dan waktu oksidasi 180 menit dan masih belum terbentuk aldehid..
Kata kunci : minyak sawit, oksidasi, pemucatan, angka penyabunan, angka peroksida.

Silahkan download jurnal ini : Disini

PEMANFAATAN BITTERN SEBAGAI KOAGULAN PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume bittern terbaik sebagai koagulan dan nilai akhir dari TSS limbah cair. Limbah cair yang digunakan adalah limbah cair pada industri kertas PT Adiprima Suraprinta, Gresik. Kondisi yang ditetapkan adalah pH limbah cair = 11, Kecepatan pengadukan awal = 100 rpm, Kecepatan pengadukan lambat = 30 rpm, Waktu pengadukan awal = 1 menit, Waktu pengendapan = 60 menit. Kondisi yang dijalankan : Volume bittern (ml) = 1, 2, 3, dan 4, Waktu pencampuran (menit = 15, 30, 45, 60, dan 75
Prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah meliputi analisa awal, alkalisasi limbah, penyiapan volume bittern, jar test, dan analisa jar test. Analisa awal dan analisa jar test meliputi analisa pH dan TSS. Alkalisasi limbah bertujuan untuk mengubah pH awal limbah 7 menjadi 11.
Proses alkalisasi limbah dilakukan dengan penambahan larutan Ca(OH)2. Proses jar test berguna untuk mereaksikan larutan Ca(OH)2 dengan bittern sebagai koagulan-flokulan untuk mengikat partikel-partikel yang tersuspensi agar mudah mengendap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan volume bittern pada limbah cair industri kertas terjadi penurunan nilai TSS yang cukup signifikan. Selain volume bittern, waktu pengadukan lambat juga berpengaruh terhadap penurunan nilai TSS. Nilai TSS terendah diperoleh pada penambahan volume bittern 4 ml dengan waktu pengadukan 75 menit. Selain penurunan nilai TSS, % Recovery TSS yang diperoleh juga cukup tinggi yaitu 94,95 %. Untuk pH akhir mengalami penurunan dari 11 menjadi 8.
Kata kunci: bittern, pengadukan, koagulasi, flokulasi, sedimentasi.

Silahkan download jurnal ini :Disini

KAJIAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELEKTROPLATING YANG EFISIEN

Dalam rangka menurunkan biaya investasi dan operasiona llimbah industri elektroplating diperlukan pengkajian terhadap berbagai teknologi pengolahan air limbah industri elektroplating. Pada penelitian ini teknologi pengolahan air limbah untuk industri elektroplating yang dikaji adalah Proses Kimia-Fisik dengan Teknologi Tangki Berpengaduk aliran kontinyu dan Proses Pertukaran Ion dengan Teknologi Unggun Diam (fixed bed).

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu proses dan teknologi pengolahan air limbah industri elektroplating yang efisien dilihat dari segi biaya operasionalnya, serta kualitas air hasil pengolahan yang memenuhi standar Baku Mutu Air Limbah.

Penelitian dengan proses kimia-fisik menggunakan bahan kimia ferro sulfat (FeSO4) sebagai reduktor, natrium hidroksida (NaOH) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai presipitat (bahan pengendap). Variabel proses pada kombinasi ferro sulfat-natrium hidroksida : Derajat keasaman (pH) : 5, 7, 9, 11, dan 13, sedangkan pada kombinasi ferro sulfat-kalsium hidroksida : derajat keasaman (pH) : 5, 7, 9 dan 11 serta laju alir air limbah : 200, 400, 600, 800, 1000 ml/menit

Penelitian dengan proses pertukaran ion menggunakan resin kation sebagai penukar ion logam berat bermuatan positif (Cr+3, Cu+2, Zn+2, Pb+2 dan Cd+2), dan resin anion penukar ion logam berat bermuatan negatif (Cr2O7 -2 dan CN-). Variabel proses : berat resin kation dan anion : 500, 750, 1000, 1250 gram, volume air terolah : 20, 40, 60, 80, 100, 120, 140, 160, 180 dan 200 liter serta pengujian terhadap resin yang telah diregenerasi dengan mempergunakan larutan natrium hidroksida 5% berat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses kimia-fisik dan pertukaran ion dapat menurunkan konsentrasi ion logam berat air limbah industri elektroplating hingga dibawah nilai baku mutu air limbah, pada proses kimia-fisik kondisi terbaik pada pH 9 dan laju alir 400 ml/menit, biaya operasional dengan kombinasi ferro sulfat-natrium hidroksida sebesar Rp 7.150/m3, ferro slufat-kalsium hidroksida Rp 51.500/m3, waktu tinggal tangki reduksi : 24 menit, tangki presipitasi 22 menit dan clarifier 1,5 jam.

Pada proses pertukaran ion jika resin dipergunakan sekali dalam operasional, biaya operasionalnya Rp 250.000/m3, tetapi jika resin dipergunakan berulang-ulang dengan regenerasi biaya operasional Rp 1250/m3
Kata Kunci : Limbah elektroplating, proses kimia fisik, proses pertukaran ion

Silahkan download jurnal ini : Disini

KAJIAN PENGARUH FOULING PADA PEMURNIAN NIRA TEBU

Pemurnian nira tebu merupakan awal dari proses produksi di industri gula. Tujuan dari pemurnian nira ini adalah untuk menghilangkan kandungan TSS (Total Suspended Solid) dari nira. Penelitian ini menggunakan proses ultrafiltrasi dalam memisahkan TSS yang terkandung dalam nira tebu. Salah satu faktor utama yang membatasi proses ultrafiltrasi pada berbagai aplikasi adalah fouling pada membran. Fouling pada membran sendiri sering diindikasikan sebagai penurunan fluks. Pada penelitian inidihitungnya besarnya fluks yang terjadi pada proses pemurnian nira tebu dengan berbagai tekanan operasi.

Ternyata penurunan fluks secara drastis terjadi pada menit-menit awal operasi (menit 10-60), yang kemudian diikuti dengan nilai fluks yang konstan. Hal ini terjadi karena pori-pori membran yang semula kosong kemudian tertutupi oleh TSS yang tersaring.
Kata kunci: Nira Tebu,Fouling, TSS

Silahkan download jurnal ini : Disini

PENENTUAN KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA LIQUID SOLID DALAM KOLOM PACKED BED DENGAN METODE ADSORPSI

Proses perpindahan massa sangat penting dalam bidang ilmu pengetahuan teknik. Perpindahan massa terjadi pada komponen dalam campuran berpindah dalam fase yang sama atau dari fase satu ke fase yang lain arena adanya perbedaan konsentrasi.

Salah satu jenis kolom yang popular adalah Packed Bed yang merupakan suatu silinder panjang, biasanya berdiri tegak dan berisi “packing” yang diam di dalamnya. Karena penggunannya yang sangat luas, maka diperlukan lebih banyak lagi informasi dan study untuk memperkirakan koefisien perpindahan massa dalam kolom “Packed Bed”.

Penelitian ini dilakukan dalam sistim Adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif lokal sebagai adsorbennya dan larutan Asam benzoat sebagai adsorbatnya, kolom bed dengan diameter 63 mm, dan tinggi partikel 40 cm. Laju alir cairan sebesar 10 ml/s sampai 30 ml/s pada konsentrasi awal yang berbeda-beda antara 0.01 sampai 0.03. Hasil penelitian ini harga konsentrasi keluarga akan semakin kecil dengan semakin naiknya kecepatan liquida dengan konsentrasi awal tetap, sehingga harga koefisien perpindahan massa (kLa) antara 0,03287- 0,03390 s-1 atau semakin besar dengan semakin besarnya kecepatan alir liquida pada konsentrasi
awal tetap.

Kata Kunci : Perpindahan massa, Adsorpsi, Asam benzoat.

Silahkan download jurnal ini : Disini

BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK DENGAN KATALIS ZEOLIT

Alam Indonesia kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui, misalnya aneka jenis flora dan fauna,maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,misalnya beraneka ragam hasil tambang, dan minyak bumi. Seiring dengan menipisnya persediaan minyak bumi dan kian meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), masyarat mencoba mencari sumber bahan bakar alternatif. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan biji kapuk sebagai sumber bahan bakar alternatif.

Proses pembuatan Biodiesel (methyl ester) dengan katalis zeolit adalah Reaksi Trans-esterifikasi atau proses trans-esterifikasi pada dasarnya adalah proses pertukaran gugus ester. Proses tersebut dinamakan pula “methanolisis” , yaitu proses antara lemak atau minyak dengan methanol membentuk methyl ester dan gliserol, dengan perbandingan minyak dan methanol adalah 1:6. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kondisi yang terbaik dan juga untuk mengetahui jumlah dari katalis yang digunakan.

Dari hasil analisa dengan GC (Gas Chromatography) diperoleh methyl ester sebanyak 0,342 percent area dan yield sebesar 1,7699%., pada kondisi waktu proses 50 menit dan jumlah katalis 10 gram.

Kata kunci: Biodisel, minyak biji kapuk,katalis zeolit.

Silahkan download jurnal ini : Disini

SIMULASI PEMISAHAN SISTEM BINER DENGAN DISTILASI BATCH SEDERHANA

A simulation on separating binary system has been studied to investigate the temperature and liquid compositions profiles in the bottom changing with time. By having temperature and liquid compositions profiles in the bottom, one can find whether the binary mixture forms azeotropes or zeotropes mixtures. Antoine equation has used to calculate saturated vapour pressure at atmospheric pressure. The activity coefficient was calculated using UNIQUAC. Forward finite-difference was used to get the calculated value of the bottom still composition at a given time starting from a given initial composition of binary system. Several initial values of the composition binary system had been chosen to complete liquid compositions in the bottom. The results showed that the temperature profiles of acetone-n-butanol and ethanol-n-butanol binary system have differences characteristic from acetone-ethanol binary system. Those can be seen from activity coefficient profile. The results showed that the binary system formed zeotropes mixture, without having any azeotropes mixtures of its components. The results simulation on separation binary system has been validated with hydrocarbon binary system benzene-toluene mixture.

Kata kunci : Azeotropik, distilasi batch sederhana, sistem biner, zeotropik.

Silahkan download jurnal ini : Disini

Air Pollution Control Technology Handbook


Silahkan download buku ini secara gratis: Free Download : Click Here

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes